PORTALBUANA.ASIA SUNGAI PENUH. Keberadaan BPOM di Kota Sungai Penuh yang mesti melakukan pengawasan terhadap jenis obat dan makanan ternyat...
PORTALBUANA.ASIA SUNGAI PENUH. Keberadaan BPOM di Kota Sungai Penuh yang mesti melakukan pengawasan terhadap jenis obat dan makanan ternyata tak berarti apa apa bagi kemajuan Kota Sungai Penuh yang sehat, malah terkesan petugasnya yang kerap bikin masalah tanpa ada profesionalitas dan kualitas kerjanya.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun awak media diduga keras petugas BPOM Kota Sungai Penuh hanya disibukkan kulur kilir read-raun pamer kendaraan dinas lapangannya yang baru dengan kerja dan hasilnya yang jauh dari mestinya diharapkan.
Hal itu terkuak dari pengawasannya terhadap salah satu usaha otodidak kosmetik jenis HB yang cukup laris dan maju di Kota Sungai Penuh dengan lancangnya petugas BPOM memberi salah satu alternatif apakah alat dan bahan kosmetiknya dibakar saja merupakan sikap petugas yang tidak tahu aturan karena yang namanya jenis obat dari bahan kimia mesti dimusnahkan didalam mesin pembakar khusus guna menghindari dampak terhadap lingkungan dan kawasan sekitarnya.
Buktinya, dengan aduhainya petugas lenggok itik selati dari BPOM Kota Sungai Penuh saling berduyun menyaksikan pembakaran alat dan bahan kosmetik jenis HB tersebut ditengah larik dan dusun yang padat penduduk ditengah pusat Kota Sungai Penuh.
Padahal, sang pemilik usahanya telah menawarkan kepada petugasnya agar bisa membawa hasil produksi otodidaknya dengan tujuan untuk bisa diuji dilabor karena pemiliknya yakin hasil produksinya terbuat dari bahan dan jenis resmi yang bermerek serta tidak membahayakan hingga laris terjual sebagaimana telah dijelaskannya pada petugas.
Tidak itu saja, dugaan kebodohan soal administrasi petugas BPOM Kota Sungai Penuh terlihat dari surat yang ditayangkannya beberapa minggu setelah itu kepada sang pemilik usaha otodidak dengan perihal berbunyi peringatan keras sebagai perihal tak beralasan secara prisip dan mekanisme kerja dari sebuah kantor dan lembaga Pemerintah.
Masalahnya, sang pemilik usaha otodidak tidak pernah membuka usaha HB lagi setelah membuat pernyataan tidak akan mengulangi atau membuka lagi usaha tersebut yang ditanda tanganinya didepan petugas BPOM, dan lagi pula sampai saat ini belum ada hasil uji labor serta dampak dari HB yang sudah dikonsumsikan oleh ratusan orang konsumennya sealam Kincai.
Merupakan suatu hal yang aneh bin ajaib karena secara mengejutkan petugas BPOM Kota Sungai Penuh menayangkan surat dengan perihalnya berbunyi peringatan keras, malah dengan adanya perihal yang berbunyi demikian semakin menguat dugaan bahwa petugas BPOM bekerja hanya mewakili ketidak puasan kelompok atau usaha tertentu terlepas resmi atau tidak resmi usahanya.
Apalagi, telah terbesit kabar bahwa dalam menggelar kerja pengawasan terhadap usaha obat dan makanan yang digelar oleh petugas BPOM diduga terjadi pilih kasih seolah olah berjudul maju tak gentar membela yang bayar terutama oleh banyaknya usaha HB tak resmi di Kota Sungai Penuh dan Kerinci.
Hingga, sikap tak terpuji yang ditunjukkan oleh petugas BPOM Kota Sungai Penuh tersebut mendapat kecaman dari banyak kalangan terutama datangnya dari kaum hawa yang mencintai usaha kreatiff dan hasil produksi berkualitas yang terbukti nyata ada manfaat besarnya bagi kebugaran dan bersihnya kulit read-tubuh seperti dengan mengonsumsi HB produksi usaha otodidak.
Untuk itu, diminta kepada Pemkot Sungai Penuh terutama BPOM Jambi dan Pusat agar segera mengetahui sekaligus mengambil tindakan tegas terhadap tidak profesional dan minimnya kualitas kerja petugas BPOM Kpta Sungai Penuh. Bersambung. ( Berita Deteksiposindonesia.com)