Bengkalis — Rencana pembangunan Jembatan Pakning-Bengkalis yang digagas oleh Bupati Bengkalis, Kasmarni, menimbulkan berbagai tanggapan di k...
Bengkalis — Rencana pembangunan Jembatan Pakning-Bengkalis yang digagas oleh Bupati Bengkalis, Kasmarni, menimbulkan berbagai tanggapan di kalangan masyarakat Kabupaten Bengkalis. Salah satu kritik datang dari Maiduis, Ketua Lembaga Missi Reclaserring Republik Indonesia (LMRRI) Komda Bengkalis, yang menyatakan keraguannya terkait kelancaran pelaksanaan proyek tersebut.
Maiduis mengaku bangga dengan inisiatif Bupati Kasmarni yang berambisi merealisasikan proyek jembatan tersebut di akhir masa jabatannya. Namun, ia menilai pembangunan ini terkesan terburu-buru, sehingga menimbulkan dugaan bahwa proyek tersebut mungkin lebih bersifat politis, demi kepentingan elektoral di Pilkada mendatang.
"Merujuk pada jejak digital pemerintahan sebelumnya, kami pesimis pembangunan Jembatan Pakning-Bengkalis akan berjalan lancar, apalagi proyek ini tidak masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN)," ujar Maiduis kepada media. Pendapat ini mengacu pada pernyataan Syahrul Aidi Maazat, anggota DPR RI Fraksi PKS dari Riau, yang menyebut bahwa proyek tersebut memang tidak tercantum dalam PSN.
Maiduis juga menyoroti kurangnya transparansi terkait sumber pendanaan, anggaran, dan durasi proyek ini. Menurutnya, Pemkab Bengkalis seharusnya menjelaskan asal dana, apakah dari APBN, APBD, atau investasi swasta, termasuk siapa pihak investor dan bagaimana kesepakatan pengembalian dana investasi tersebut. "Jika dana dari investor, masyarakat perlu tahu apakah nantinya jembatan itu akan dikenakan biaya tol atau gratis. Tapi hingga kini, tidak ada informasi jelas, tiba-tiba proyek sudah dimulai. Ini menimbulkan tanda tanya besar," ungkapnya.
Selain itu, Maiduis mengemukakan bahwa keraguan masyarakat terhadap proyek ini wajar, mengingat banyak proyek kecil di daratan Bengkalis yang mangkrak. Ia mencontohkan pembangunan Islamic Center Duri yang hingga kini belum rampung, meski telah melalui dua periode kepemimpinan. Demikian pula dengan Jalan Lingkar Barat dan Jalan Lingkar Timur yang hingga kini belum selesai, padahal sangat diharapkan masyarakat untuk mengurai kemacetan dan memperpendek jarak tempuh ke pusat kabupaten.
"Proyek daratan saja banyak yang terbengkalai, kini muncul proyek besar di laut, yakni Jembatan Pakning-Bengkalis. Semoga masyarakat tidak merasa dikecewakan lagi," pungkas Maiduis.
Respon Maiduis ini menyoroti pentingnya transparansi dan komitmen pemerintah daerah dalam mengelola proyek strategis, terutama yang berdampak langsung pada kebutuhan masyarakat.(Red)