DURI, RIAU – Pembagian uang Karsa kepada anggota Paskibraka Kabupaten Bengkalis yang dilakukan di eks halte bus kawasan Simpang Pokok Jengko...
DURI, RIAU – Pembagian uang Karsa kepada anggota Paskibraka Kabupaten Bengkalis yang dilakukan di eks halte bus kawasan Simpang Pokok Jengkol, Duri, pada Kamis (5/12/2024) sore, menjadi sorotan masyarakat. Lokasi yang tidak biasa dan keramaian yang terjadi di tempat tersebut menarik perhatian warga sekitar.
Pembayaran uang Karsa yang sempat tertunda selama beberapa bulan akhirnya direalisasikan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dari Kesbangpol Kabupaten Bengkalis secara tunai. Namun, pemilihan lokasi yang dikenal sebagai tempat nongkrong anak punk ini memicu pertanyaan dari berbagai pihak, termasuk para orang tua anggota Paskibraka.
“Aneh, kok di tempat seperti itu? Kan kemarin sudah diminta nomor rekening untuk transfer,” keluh salah seorang orang tua yang enggan disebutkan namanya.
Keramaian di sekitar halte awalnya memicu spekulasi adanya tawuran pelajar. Namun, kehebohan tersebut ternyata disebabkan oleh pembagian amplop yang dilakukan oleh pihak Kesbangpol. Salah seorang pengemudi ojek online yang melintas bahkan mengaku kaget melihat kejadian tersebut. “Saya kaget, banyak yang bagi-bagi amplop,” ujarnya.
Anggota Paskibraka Terima Kekurangan Pembayaran
Salah satu anggota Paskibraka yang hadir mengungkapkan bahwa uang Karsa sebesar Rp2 juta telah diterima sebelumnya. Namun, kekurangan sebesar Rp1,25 juta baru dibayarkan pada Desember 2024.
“Uang Karsa dari Kesbangpol Kabupaten Bengkalis ini baru dibayarkan sekarang,” ungkap anggota tersebut.
Penjelasan Kesbangpol Bengkalis
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Bengkalis, Agus Sofyan, S.STP, MPA, membenarkan adanya keterlambatan pembayaran uang Karsa. Ia menjelaskan bahwa proses pencairan melalui APBD Perubahan menjadi salah satu penyebab keterlambatan tersebut.
“Pembayaran ini sudah sesuai kesepakatan. Kita sudah beberapa kali mengajukan pencairan ke BPKAD Bengkalis, namun baru terlaksana bulan ini,” jelas Agus.
Ia juga menyebutkan bahwa pembayaran dilakukan secara tunai karena sebagian anggota Paskibraka tidak memiliki rekening bank. Sementara itu, pemilihan lokasi di eks halte bus disebut merupakan hasil pertimbangan teknis, meskipun sebelumnya Kantor Camat telah ditawarkan sebagai alternatif lokasi.
“Kami akan mengevaluasi agar ke depan pembayaran seperti ini dilakukan di lokasi yang lebih representatif,” tambahnya.
Respons Masyarakat
Pembagian uang Karsa ini memunculkan berbagai tanggapan di masyarakat. Sebagian mempertanyakan profesionalisme Kesbangpol dalam menentukan lokasi pembayaran, sementara lainnya mengapresiasi langkah cepat menyelesaikan pembayaran yang tertunda.
Meski akhirnya selesai, kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan koordinasi dan memilih lokasi yang lebih layak dalam proses administrasi seperti ini.(rls/Sht)