Kabupaten Kerinci, Kepala Desa (Kades) Koto Cayo, Kecamatan Air Hangat Barat, Kabupaten Kerinci, kembali menjadi buah bibir masyarakat. Kali...
Kabupaten Kerinci, Kepala Desa (Kades) Koto Cayo, Kecamatan Air Hangat Barat, Kabupaten Kerinci, kembali menjadi buah bibir masyarakat. Kali ini, Suharto, sang Kades, diduga menikah lari dengan Darius Wati, seorang guru Madrasah Ibtidaiyah asal Desa Koto Dua Baru, tanpa mematuhi aturan adat istiadat setempat.
Menurut informasi yang diterima, Suharto membawa calon istri mudanya menikah di daerah Hiang, Kecamatan Sitinjau Laut. Tindakan ini menuai kekecewaan masyarakat Desa Koto Dua Baru, terutama perangkat adat dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). “Sebagai seorang Kades, Suharto seharusnya menjadi teladan. Tapi justru menikah di luar desa tanpa izin, seperti mengabaikan adat yang berlaku,” ungkap seorang warga Semurup yang enggan disebutkan namanya.
Pernikahan ini memicu keresahan karena dianggap melanggar norma adat, di mana seorang calon mempelai perempuan harus mendapatkan izin dan restu dari perangkat adat serta keluarga besar di desa asalnya. Lebih lanjut, Suharto kini dilaporkan tinggal bersama istri mudanya di sebuah rumah kontrakan di Desa Hamparan Pugu, Kecamatan Air Hangat Barat. Keberadaan mereka di desa tersebut juga menjadi masalah baru, lantaran tidak ada pemberitahuan resmi kepada kepala desa setempat.
“Pihak Pemdes Hamparan Pugu merasa keberatan karena Suharto mengontrak rumah di wilayahnya tanpa melapor secara resmi,” tambah sumber lain.
Saat dimintai keterangan oleh kru Siasatinfo.co.id, Kades Suharto membantah tuduhan menikah lari. Ia menegaskan bahwa pernikahannya dilakukan secara sah dengan diantar oleh para taganai (kerabat laki-laki) dari pihak perempuan. “Saya menikah di Hiang secara resmi dan sesuai aturan hukum,” dalih Suharto.
Namun, bantahan tersebut tidak mampu meredam polemik yang terjadi. Banyak pihak tetap mempertanyakan etika seorang pemimpin desa yang seharusnya menjadi contoh dalam menjaga norma adat dan sosial.
Hingga kini, tindakan Suharto terus menjadi perbincangan hangat, baik di kalangan masyarakat Desa Koto Dua Baru maupun wilayah lain di Kabupaten Kerinci. Perangkat adat dan pemerintah desa setempat tengah mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengatasi keresahan ini, sembari mengharapkan adanya klarifikasi dan itikad baik dari sang Kades.
Sumber: Siasatinfo.co.id
